4/29/2015

Pengalaman Berkelompok atau Berorganisasi




Setiap orang mempunyai pengalaman organisasi sendiri. Dengan kita mengikuti organisasi kita belajar menghargai pendapat orang lain, memahami dan menghargai sifat orang lain, belajar mengemukakan pendapat, belajar untuk menjadi dewasa, berjiwa kepemimpinan, mendapat wawasan, menambah pengalaman, belajar mandiri dan masih banyak lagi hal positif yang didapat dalam organisasi. Waktu saya SMA banyak sekali organisasi yang ada disekolah, saya memberi contoh organisasi yang saya pernah ikuti, yaitu Acoustic.
            Pengalaman saya ialah mengikuti organisasi Acoustic. Di organisasi tersebut kegiatan saya bisa dibilang cukup aktif. Peran saya dalam organisasi tersebut sebagai Sekretaris. Acoustic setiap tahun selalu mengadakan event contohnya waktu itu saat bencana gunung kelud, kita mengadakan charity music event yang bertema PRAY FOR INDONESIA. Disana kita selain mengadakan perlombaan antar band juga membuat stiker dan souvenir untuk dijual yang hasilnya nanti akan di sumbangkan ke korban bencana gunung kelud. Saya sebagai sekretaris yang bertugas untuk membuat proposal yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang akan berkerja sama (sponsor). Saat itu dana yang didapat dari sponsor masih belum mencukupi, dan saya memberikan saran untuk melakukan baksos (bakti sosial) dan karena kita adalah organisasi yang bergerak dibidang musik, jadi kita melakukannya dengan cara mengamen di jalan-jalan. Saat melakukan bakti sosial, banyak orang-orang yang memberikan uang lebih dikarenakan kita membawa nama sekolah dan memberi alasan kita mengamen yaitu untuk mengurangi kendala biaya yang dibutuhkan. Fungsi baksos dijalanan ini selain mencari biaya juga sebagai wadah kita untuk mempromosikan event yang kita buat. Dan saat event berlangsung, antusias dari masyarakat khususnya golongan anak muda ikut serta dalam event ini.

Belajar berorganisasi tidak bisa dipelajari hanya dengan membaca ataupun teori, tetapi dengan cara berpengalaman berinteraksi langsung didalam organisasi itu. Organisasi dapat menambang wawasan pengetahuan yang tidak didapatkan dipelajaran sekolah dan didunia kerja pun kita harus pandai bekerja dalam tim, maka dari itu pengalaman berorganisasi sangat dibutuhkan apa lagi saat didunia kerja. Sedikit pengalaman saya yang dapat saya tulis disini semoga dapat bermanfaat dan dapat menginspirasi bagi kita semua.

Faktor Pengambilan Keputusan



Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
  1. hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
  2. setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
  3. setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
  4. jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
  5. pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
  6. pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
  7. diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
  8. setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
  9. setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.

1.  Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2.  Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3.  Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.  Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5.   Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6.  Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009)  menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan kemampuan.

Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.

Pertama, nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam banyak keadaan individu bahkan tidak berfikir untuk menyusun atau menilai keburukan dan lebih ditarik oleh kesempatan untuk menang.
  
Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama kepribadian yang berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi versus kekuasaan dan emosional versus obyektivitas. Beberapa pengambil keputusan memiliki suatu orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu perangkat prinsip tertentu. Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain mendasarkan keputusannya pada suatu yang secara politis akan meningkatkan kekuasaannya secara pribadi.

Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan resiko. Untuk meningkatkan kecakapan dalam membuat keputusan, perawat harus membedakan situasi ketidakpastian dari situasi resiko, karena keputusan yang berbeda dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan hasil tindakan, sedangkan resiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan dan menganggap bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan walaupun ia tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan dibawah ketidakpastian dibanding dibawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu strategi atas strategi lainnya.

Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal.
  1. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan berfikir secara logis, dll.
  2. Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran.
  3. Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.
(http://hendriansdiamond.blogspot.com/2012/01/choice-menurut-terry-1989-faktor-faktor.html)

Kesimpulan: Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi, maka dari itu diperlukan faktor-faktor pengambilan keputusan untuk mendapatkan hasil yang baik

Jenis Pengambilan Keputusan



Jenis-Jenis Keputusan

Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. 
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan statistik.
Pengambilan keputusan berdasrkan metode ada 2, yaitu tradisional dan modern.

(http://nikotrileksono.tumblr.com/post/47086072101/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi)

Kesimpulan: Jenis pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin dan tidak rutin.